Rabu, 30 November 2011

mengenal tanama

ada beberapa jenis tanama yang brada disekitar kita sangat cocok untuk kesehatan diantaranya

1.                   DAUN BAWANG
*                  KLASIFIKASI
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Liliales
Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus: Allium
Spesies: Allium porrum Bl

*                  BENTUK MORFOLOGI
§ Habitus: Herba, semusim, tinggi 60-70 cm
§ Batang: Semu, beralur, tidak bercabang, hijau muda
§ Daun: Tunggal, berupa roset akar,lanset, tepi rata, ujung runcing, panjang + 30 cm, lebar 5 mm, pertulangan sejajar, daging daun tipis, rata, hijau
§ Bunga: Majemuk, berkelamin dua, tangkai silindris, panjang + 2 cm, hijau, kelopak bentuk corong, ujung bertoreh, permukaan rata, putih kehijauan, benang sari silindris, panjang 5 mm, kepala sari melengkung, hitam, putik silindris, panjang + 2 cm, kepala putik kuning, bulat panjang, hijau, mahkota bulat, berbagi enam, permukaan rata, putih
§ Buah: Kotak, lonjong, diameter 5 mm, hijau
§ Biji: Pipih, kecil, putih
§ Akar: Serabut, putih kotor
*                  PROFIL
Daun bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan dalam masakan. Dalam seni masak Indonesia, daun bawang bisa ditemukan misalnya dalam martabak telur, sebagai bagian dari sop, atau sebagai bumbu tabur seperti pada soto.Daun bawang sebenarnya istilah umum yang dapat terdiri dari spesies yang berbeda. Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium fistulosum). Jenis lainnya adalah A. ascalonicum, yang masih sejenis dengan bawang merah. Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun bawang
*                  NAMA DAERAH
§ Nama ilmiah                   :
§ Nama indnesia              :
§ Nama daerah :
*                  CARA BERCOCOK TANAM
􀂉 Rendam dalam larutan fungisida konsentrasi rendah (30-50 prosen dari dosis anjuran) selama 10-15 menit.
􀂉 Tanam bibit dalam lubang dan padatkan tanah disekitar pangkal bibit pelan-pelan.
    Pemeliharaan
􀂉 Penyulaman paling lama 15 hari setelah tanam.Gulma disiangi dua kali, yaitu umur 3-4 minggu dan6 minggu dengan cangkul/kored.
􀂉 Pembubunan bagian dasar tunas selama 4 minggu sebelum panen
􀂉 Potong tangkai bunga dan daun tua untuk merangsang pertumbuhan anakan.
􀂉 Siram 2 kali sehari
􀂉 Tidak boleh becek/terlalu basah.
􀂉 Penyemprotan pestisida gunakan jika perlu /jika sudah ada tanda-tanda awal    munculnya hama dan penyakit.
*                  HAMA DAN PENYAKIT

§  Hama dan Penyakit
􀂉 Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.)
􀂉 Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)
􀂉 Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.)
􀂉 Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.)
􀂉 Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor
(Berk.)
􀂉 Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.)
􀂉 Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.)
*                  CARA PENANGGULANGANNYA

􀂉 Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.)
Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan pengendalian kimia dengan Hostathion 40 EC, Orthene 75 SP, Cascade 50 EC atau dengan perangkap ngengat.
􀂉 Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)
Pengendalian mekanis: mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae.
Pengendalian kimia: umpan beracun yang dipasang di malam hari berupa campuran 250 gram Dipterex 95 Sl 125, 10 kg dedak dan 0,5 gram gula merah dan dilarutkan dalam 10 liter air; Insektisida berupa Dursban 20 EC atau Hostahion 40 EC.
􀂉 Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.)
Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae;menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.
􀂉 Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.)
Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit sehat. Fungisida yang digunakan adalah Antracol 70 WP, Dithane M- 45, Orthocide 50 WP atau Difolatan 4F.
􀂉 Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor
(Berk.) Casp)
Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan fungisida Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 SP.
􀂉 Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.)
Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman dan fungisida Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.
􀂉 Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.)
Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanama dengan
tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit dan fungisida Antracol 70 W dan Daconil 75 WP.




2.                   KEMANGI

*    KLASIFIKASI
Kerajaan                              : Plantae
Divisi                                      : Magnoliophyta
Kelas                                     : Magnoliopsida
Ordo                                      : Lamiales
Famili                                    : Lamiaceae
Genus                                   : Ocimum
Spesies                                 : Ocimum ×citriodorum
*    BENTUK MORFOLOGI
§ tinggi 60–70cm;
§ batang halus dengan daun pada setiap ruas; daun berwarna hijau muda, bentuk oval. 3-4cm panjang, berambut halus di permukaan bagian bawah;
§ bunganya berwarna putih, kurang menarik, tersusun dalam tandan, bila dibiarkan berbunga, maka pertumbuhan daun lebih sedikit dan tanaman cenderung cepat menua dan mati.
*    PROFIL
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di Thailand ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat.
Kemangi adalah hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocimum basilicum dan O. americanum. Ia dikenal juga sebagai O. basilicum var. anisatum Benth. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya.
*    NAMA DAERAH
§ Nama ilmiah:
§ Nama Indonesia:
§ Nama derah:
*    CARA BERCOCOK TANAM
Syarat Tumbuh
Kemangi tidak menuntut syarat tumbuh yang rumit. Dapat dikatakan semua wilayah di Indonesia bisa ditanami kemangi. Yang jelas tanahnya bersifat asam. Kemangi juga toleran terhadap cuaca panas maupun dingin. Perbedaan iklim ini hanya mengakibatkan penampilan tanacnan sedikit berbeda. Kemangi yang ditanam di daerah dingin daunnya lebih lebar dan lebih hijau. Sedang kemangi di daerah panas daunnya kecil, tipis, dan berwama hijau pucat.
Pedoman Budidaya
Benih Kemangi diperbanyak dengan bijinya. Biji diperoleh dari buah kemangi yang masak di batang. Ciri biji yang tua ialah berwama - hitam dan kering. Biji kemangi harus disemai terlebih dahulu sebelum ditanam. Tanah untuk persemaian diolah hingga gembur. Campur dengan sedikit pupuk kandang. Bila tanah terlalu lengket tambahkan pasir. Lantas taburkan biji kemangi dan tutupi dengan lapisan tanah tipis-tipis. Rawatlah tanaman yang sudah tumbuh di persemaian. Tanaman yang terlalu rapat dikurangi. Cabut tanaman yang lemah atau pertumbuhannya terganggu. Setelah berumur sekitar 4 minggu tanaman muda ini sudah bisa dipindah ke lahan. Kebutuhan benih kemangi untuk penanaman satu hektar lahan sekitar 2-5 kg. Penanaman Kemangi biasanya ditanam dalam bedengan-bedengan. Bedengan berukuran 1-1 m dengan panjang sesuai ukuran lahan. Sebelum penanaman, bedengan diberi pupuk kandang. Antar bedengan dibuat parit pengairan selebar 35 cm. Jarak tanam kemangi ialah 50 x 50 cm atau 60 x 60 cm. Buat lubang tanam kecil saja, yang penting tanaman muda bisa masuk dan tidak sesak.
Pemeliharaan
Pemeliharaan Tanaman muda yang sudah di lahan perlu dicek apakah tumbuh dengan baik. Bila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya jelek, harus segera disulam. Penyiangan perlu juga dilakukan. Gulma yang tumbuh dicabut atau dikored. Waktu penyiangan tak perlu menunggu hingga rumput tumbuh besar atau banyak. Rumput-rumput liar ini justru lebih berbahaya saat tanaman masih mada karena daya saing akar tanaman dalam menyerap hara masih sangat rendah. Bunga-bunga yang tumbuh harus dibuang. Bila tidak maka produksi pucuk segarnya akan menurun. Kuncup bunga dibuang seminggu sekali seraya melakukan pemangkasan. Aturlah agar percabangan menjadi kompak dan pertumbuhan pucuk nantinya tidak berat sebelah, melainkan merata ke segala penjuru. Pemupukan Dosis pupuk kandang yang diberikan ialah 10 ton/ha. Kemangi perlu mendapat tambahan pupuk yang banyak mengandung nitrogen, sepeni Urea. Unsur ini penting untuk merangsang perlumbuhan daun kemangi secara terus-menerus. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 3 minggu. Pemupukan kedua saat tanaman berumur 5 minggu. Setiap kali memetik, berikan 3 g pupuk nitrogen per tanaman. Kebutuhan pupuk Urea untuk tanaman kemangi ialah 150 kg/ha.
*    HAMA DAN PENYAKIT
Hama penyakit yang menyerang tanaman kemangi sangat sedikit. Bahkan petani kemangi sangat jarang melakukan penyemprotan insektisida. Penyemprotan ini memang dihindari karena dikhawatirkan residunya masih tertinggal di daun yang dipanen rutin. Meskipun demikian, bila ditemukan ulat yang menyerang daun kemangi dalam jumlah besar


*                  CARA PENANGGULANGANNYA
Apabilah ada hama cukup dapat dilakukan pengendalian dengan insektisida Azodrin sebanyak 20-30 cc/1 air; atau Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/1 air.

3.                   DAUN SIRIH


*                  KLASIFIKASI
Kerajaan                              : Plantae
Ordo                                      : Piperales
Famili                                    : Piperaceae
Genus                                   : Piper
Spesies                                 :  Piper betle.
*    BENTUK MORFOLOGI
bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.
*    PROFIL
Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain[1]. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.

*    NAMA DAERAH
§ Nama ilmiah                   : piper betle
§ Nama Indonesia           : sirih
§ Nama daerah                 : siri
*    CARA BERCOCOK TANAM
CARA PEMBIBITAN dan PERBANYAKAN
Tanaman sirih merah lebih suka tumbuh di tempat teduh. Misalnya di bawah pohon besar yang rindang. Bisa juga tumbuh subur di tempat yang berhawa sejuk. "Hanya butuh 60 - 75 persen cahaya matahari, " tegas pria yang biasa dipanggil Dewo.
Dengan tumbuh di tempat teduh, daunnya akan melebar. Warna merah marunnya yang cantik akan segera terlihat bila daunnya dibalik. Batangnya pun tumbuh gemuk. Bila terkena banyak sinar matahari, batangnya cepat mengering. Sebaliknya bila terlalu banyak kena air akar dan batangnya akan membusuk.
Hal ini diamini oleh Akhief Nastain dari PJ Sekar Kedathon perwakilan Bekasi. "Jika kebanyakan air, tanaman akan mati. Kena panas terus pun akan mati juga. Artinya, jika di pot tidak boleh langsung kena matahari. Sangat baik jika menggunakan penutup (net) sehingga tak langsung kena hujan."
Budidaya sirih merah bisa lewat pembibitan atau perbanyakan. Bisa melalui stek, cangkok, dan memanfaatkan setiap runduk batang. Bagi para pemula, sebaiknya memilih cara pertama dan kedua. Sedangkan runduk batang bisa dilakukan bila tanaman sirih merah sudah mulai menjalar atau berkembang pesat.
Musuh utama sirih merah adalah keong, bekicot kecil, dan semut. Kalau daunnya akan dipakai obat, hendaknya jangan menggunakan pestisida untuk menghalau hama. Yang jelas, hama tersebut harus segera dibuang. Saat menyiram pun tidak boleh sembarang memakai air, misalnya air kali. "Karena banyak mengandung binatang kecil yang bisa merusak tanaman," tandas Akhief.
PEMBAWA BAHAGIA
Jika dalam sebuah daun guratannya berbentuk hati dipercaya bisa mendatangkan kebahagiaan bagi pemiliknya. Tapi tak mudah menemukan guratan seperti itu. 2. Sirih merah juga bisa dipakai untuk menghaluskan kulit. 3. Pemilihan daun sangat penting. Biasanya di usia sebulan daunnya sudah cukup lebar, bersih, mengkilap, umurnya sedang sehingga kadar zat aktifnya tinggi. Jika dipegang daunnya tebal dan kaku. 4. Perbanyakan sirih merah biasanya dilakukan dengan pencangkokan. Media tanamnya berupa tanah, pasir, dan kompos.
STEK PALING GAMPANG
Bagi Anda yang ingin mencoba menanam sirih merah, cobalah dengan cara stek. Cara ini adalah yang paling mudah bagi pemula. Caranya: 1.Sediakan media tanam stek berupa pasir, tanah dan kompos. Perbandingannya 1:1:1. Masukkan ke dalam polybag berdiameter 10 cm yang bagian bawahnya sudah dilubangi. 2.Pilih batang sirih merah yang sudah tua. 3.Potong batang sirih kira-kira dua ruas. Jangan asal potong. Sebaiknya batang yang diplih sudah memiliki 2 -3 lembar daun. 4.Rendam potongan batang ini ke dalam air biasa kira-kira 15 menit lalu angkat. 5.Masukkan setek ke dalam media tanam yang sudah disediakan. 6.Letakkan setek yang sudah ditanam di tempat teduh. Sinar matahari kira-kira 60 persen saja.
*    HAMA DAN PENYAKIT
*                  CARA PENANGGULANGANNYA









4.                   BAWANG PUTIH
*    KLASIFIKASI
Kerajaan                              : Plantae
Divisi                                      : Magnoliophyta
Kelas                                     : Liliopsida
Ordo                                      : Asparagales
Famili                                    : Alliaceae
Upafamili                             : Allioideae
Bangsa                                  : Allieae
Genus                                   : Allium
Spesies                                 : A. sativum
*    BENTUK MORFOLOGI
Herba, semusim, tinggi 50-60 cm Batang Semu, beralur, hijau ... Umbi bawang putih berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi,
*    PROFIL

Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur.
*    NAMA DAERAH
§ Nama ilmiah                   :
§ Nama Indonesia           :
§ Nama daerah                 :
*    CARA BERCOCOK TANAM
BUDIDAYA BAWANG PUTIH
Persyaratan Benih
􀂉 Mutu bibit/benih bawang putih yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Bebas hama dan penyakit
b) Pangkal batang berisi penuh dan keras
c) Siung bernas
d) Besar siung untuk bibit 1,5 sampai 3 gram.
Penyiapan Benih
􀂉 Benih bawang putih berasal dari pembiakan generatif dengan umbinya. Kultur jaringan juga merupakan metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti jaringan serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Dengan kultur jaringan dapat
diperoleh perbanyakan mikro/produksi tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu relative singkat. Umbi bawang putih dapat diperoleh di kios penjual bibit atau produsen bibit. Selain itu, umbi bibit juga dapat diperoleh dari hasil panen sebelumnya yang telah dipersiapkan untuk umbi bibit.
􀂉 Penyimpanan bibit pada umumnya dilakukan oleh petani di para-para dan digantung dengan cara pengasapan. Cara ini praktis tetapi seringkali merusak umbi bibit dan memiliki penampilan yang kurang menarik dan memberikan warna yang kecoklat-coklatan. Cara penyimpanan umbi bibit lain terdiri dari penyimpanan alami, penyimpanan di ruangan berventilasi dan penyimpanan pada suhu dingin.
3. Pengolahan Lahan
Persiapan
􀂉 Penanaman bawang putih biasanya dilakukan di daerah persawahan yaitu setelah panen padi. Pengolahan lahan bertujuan menyiapkan kondisi tanah sesuai dengan yang diinginkannya. Secara garis besar pengolahan tanah meliputi kegiatan penggembura (dicangkul/dibajak), pembuatan bedengan dengan saluran air, pengapuran (untuk tana asam) dan pemberian pupuk dasar. Tanah
yang asam dinetralkan sebulan sebelum tanam. Bila
pH kurang dari 6, dosis kapurnya sekitar 1-2 ton/ha.
􀂉 Jumlah bibit yang diperlukan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain:
a) pola tanam
b) jarak tanam
c) permukaan lahan
d) ukuran umbi bibit
􀂉 Kebututuhan umbi bibit untuk bawang putih
apabila jarak tanam 20 x 20 cm jumlah kebutuhan
bibit antara 200.000-250.000 siung/200 kg siung, jarak
tanam 20 x 15 cm jumlah kebutuhan bibit antara
240.000-300.000 siung/sekitar 240 kg siung, dan untuk
jarak tanam 20 x 10 cm jumlah kebutuhan bibitnya
adalah antara 400.000-500.000 siung/sekitar 400 kg
siung. Jumlah bibit akan menentukan volume
produksi.
Pembukaan Lahan
􀂉 Lahan yang akan ditanami apabila bekas panen
pada sawah masih ada maka perlu dibersihkan.
Apabila lahan yang hendak ditanami bukan bekas
sawah, tanah harus dibajak/dicangkul hingga
benar-benar gembur. Setelah itu lahan dibiarkan
selama kurang lebih 1 minggu sampai bongkahan
tanah tersebut menjadi kering, selanjutnya
bongkahan tanah tersebut dihancurkan dan
diratakan lalu dibiarkan lagi, beberapa hari
kemudian dilakukan lagi pembajakan untuk yang
kedua kalinya. Dengan cara seperti ini bongkahan
tanah akan hancur lebih halus lagi.
Pembentukan Bedengan
􀂉 Pembuatan bedengan mula-mula dilakukan
dengan menggali tanah untuk saluran selebar dan
sedalam ± 40 cm. Tanah galian tersebut diletakkan
di samping kiri dan kanan saluran, selanjutnya
dibuat menjadi bedengan-bedengan. Lebar
bedengan biasanya 80 cm dengan panjang 300
cm dan tinggi 40 cm. Tinggi bedengan dibuat
berdasarkan keadaan tanah lokasi. Kalau tanahnya
agak berat, bedengan perlu sedikit ditinggikan.
Apabila tanahnya berpasir, bedengan tidak perlu
terlalu tinggi.
Pengapuran
􀂉 Keasaman tanah yang ideal untuk budidaya
bawang putih berkisar antara pH 6-6,8. Jika
keasaman tanah masih normal, pH nya berkisar 5,5-
7,5, belum merupakan masalah. Yang menjadi
masalah adalah apabila keasaman tinggi, pH nya
rendah. Untuk menurunkan tingkat keasaman
tanah, menaikkan pH, perlu dilakukan pengapuran.
􀂉 Waktu pemberian kapur yang baik adalah pada
saat akhir musim kemarau menjelang musim hujan.
Pemberian kapur ke dalam tanah dilakukan 2-4
minggu sebelum tanaman ditanam. Selain itu, faktor
cuaca juga perlu diperhatikan pada saat
pemberian kapur.
􀂉 Lahan yang akan dikapur harus dibersihkan dari
rumput pengganggu (gulma). Setelah bersih, tanah
dicangkul secara keseluruhan. Apabila lahan cukup
luas, sebaiknya dibagi menjadi beberapa petak
untuk mempermudah pemberian kapur dan agar
kapur yang diberikan merata ke seluruh lahan.
Pemberian kapur dilakukan dengan cara ditabur,
seperti memupuk padi. Setelah ditaburi kapur
secara merata, tanah dicangkul lagi agar kapur
bercampur dengan tanah dan cepat bereaksi.
Selanjutnya, tanah dibiarkan selama 2-3 minggu,
lalu diolah lagi untuk ditanami. Pengapuran
dilakukan secara bertahap agar kondisi lahan tidak
rusak. Adapun kebutuhan Dolomit untuk
menetralkan tanah adalah sebagai berikut:
a) pH tanah 4,0 = 10,24 ton/ha.
b) pH tanah 4,5 = 7,87 ton/ha.
c) pH tanah 5,0 = 5,49 ton/ha.
d) pH tanah 5,5 = 3,12 ton/ha.
e) pH tanah 6,0 = 0,75 ton/ha. By www.vitroculture.blogspot.com
Pemasangan Pupuk Dasar (Preplant)
􀂉 Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk
kandang, Urea, TSP dan ZK. Pupuk kandang di
berikan sebanyak 20 ton /ha. Pemberian pupuk
dasar tidak perlu terlalu dalam, cukup disebarkan di
atas bedengan kemudian dicampur dengan tanah
atau dibenamkan ke dalam larikan yang dibuat
disamping barisan tanaman.
Pemberian Jerami Sebagai Mulsa
􀂉 Untuk mempertahankan kondisi tanah setelah
penanaman, bedengan ditutup dengan jerami
secara merata. Penutupan dengan jerami jangan
terlalu tebal karena dapat mempersulit bibit yang
baru tumbuh untuk menembusnya. Selain untuk
mempertahankan kondisi tanah, mempertahankan
suhu dan kelembaban permukaan, penutupan
dengan jerami juga dimaksudkan untuk
memperbaiki struktur tanah, apabila jerami telah
membusuk.
4. Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
􀂉 Penanaman bawang putih dapat dilakukan satu
atau dua kali setahun dengan mengadakan
penyesuaian varietas. Pola tanam bawang putih
dalam setahun dapat dirotasikan sebagai berikut:
a) Bawang putih - sayuran - bawang putih
b) Bawang putih - sayuran tumpang sari palawija -
bawang putih
c) Bawang putih - tumpang sari palawija atau
sayuran.
􀂉 Penggunaan jarak tanam yang sesuai dapat
meningkatkan hasil umbi per hektar. Jarak tanam
yang terlalu rapat akan menghasilkan umbi yang
relatif kecil walaupun hasil per satuan luas
meningkat. Jarak tanam yang digunakan dapat
bervariasi menurut kebutuhan yang paling
menguntungkan, tetapi yang biasa digunakan
adalah (15 x 10) cm.
Pembuatan Lubang Tanam
􀂉 Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan
tugal atau alat lain. Kedalaman lubang untuk
penanaman bawang putih adalah 3-4 cm (setinggi
ukuran siung bibit). Setelah lubang tanam terbentuk,
umbi bibit siap ditanam.
Cara Penanaman
􀂉 Sehari sebelum ditanam, bibit bawang putih yang
masih berupa umbi dipipil/dipecah satu per satu
sehingga menjadi beberapa siung. Agar lebih
mudah memecahkan umbi dan menghindari
terkelupasnya kulit siung, sebaiknya umbi dijemur
selama beberapa jam. Bibit siung tersebut
selanjutnya dimasukkan ke dalam lubang tanam di
atas bedengan. Lubang tanam jangan dibuat
terlalu dalam supaya bibit tidak terbenam
seluruhnya.
􀂉 Jika bibit terlalu dalam ditanam atau terbenam
seluruhnya ke dalam tanah, tunas barunya akan
sukar tumbuh dan dapat terjadi pembusukan bibit.
Sebaliknya, lubang tanam juga jangan dibuat
terlalu dangkal karena nantinya tanaman akan
mudah rebah. Setiap lubang ditanam satu bibit dan
diusahakan agar 2/3 bagian yang terbenam ke
dalam tanah dengan posisi tegak lurus. Posisi siung
jangan sampai terbalik, sebab walau masih dapat
rumbuh, tetapi pertumbuhannya tidak sempurna.
5. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
􀂉 Bawang yang ditanam kadang-kadang tidak
tumbuh karena kesalahan teknis penanaman atau
faktor bibit. Oleh karena itu, tidak mengherankan
jika dalam suatu lahan ada tanaman yang tidak
tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh lalu mati,
dan ada yang pertumbuhannya tidak sempurna.
Jika keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang
dikehendaki tidak tercapai. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan pertumbuhan yang seragam,
seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman
terhadap bibit yang tidak tumbuh atau
pertumbuhannya tampak tidak sempurna. Biasanya
untuk penyualaman dipersiapkan bibit yang
ditanam di sekitar tanaman pokok atau disiapkan di
tempat khusus. Persiapan bibit cadangan ini
dilakukan bersamaan dengan penanaman
tanaman pokok.
Penyiangan
􀂉 Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan
penggemburan dapat dilakukan dua kali atau
lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi
lingkungan selama satu musim tanam. Penyiangan
dan penggemburan yang pertama dilakukan pada
saat tanaman berumur 3-2 minggu setelah tanam.
Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada
umur 4-5 minggu setelah tanam. Apabila gulma
masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi. Pada saat
umbi mulai terbentuk, penyiangan dan
penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati
agar tidak merusak akar dan umbi baru.
Pembubunan
􀂉 Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan
pembubunan. Pembubunan terutama dilakukan
pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika
diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah
dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, agar
bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi
lebih dalam sehingga drainase menjadi normal
kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki
struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan
tanah tertutup kembali sehingga tanaman berdiri
kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat lebih
besar-besar.
*    HAMA DAN PENYAKIT
*                  CARA PENANGGULANGANNYA

5.                   BAWANG MERAH
*    KLASIFIKASI
Kerajaan:             Plantae
Divisi:    Magnoliophyta
Kelas:    Liliopsida
Ordo:    Asparagales
Famili:   Amaryllidaceae
Genus: Allium
Spesies:               A.cepa
Nama binomial
Allium cepa
*    BENTUK MORFOLOGI
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang didalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
*    PROFIL
Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara.
*    NAMA DAERAH
*    CARA BERCOCOK TANAM
A. PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320 C

2. Pengolahan Tanah
Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm
Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm.
Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan. '

3. Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan.

Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 10 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
Biarkan selama 5 - 7 hari

4. Pemilihan Bibit
- Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
- Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
- Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)

B. FASE TANAM
1. Jarak Tanam
Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok
Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron

2. Cara Tanam
Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air )
Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASA
Simpan selama 2 hari sebelum tanam
Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.

C. AWAL PERTUMBUHAN ( 0 - 10 HST )
1. Pengamatan Hama
Waspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas.

Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan VIREXI atau VITURA . Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dengan VIREXI.

Ulat tanah . Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprot dengan PESTONA.
Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.

2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang

Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di Brebes disebut melem).

3. Pemupukan pemeliharaan/susulan
Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.

Pemupukan dilakukan 2 kali
( dosis per 1000 m2 ) :
- 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
- 4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2 minggu.

4. Pengairan
Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %
Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah
Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman
*    HAMA DAN PENYAKIT
Hama Ulat bawang, S. litura dan S. exigua
Thrips, mulai menyerang umur 30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan BVR atau PESTONA.

Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dengan penebaran GLIO.

Penyakit Antraknose atau Otomotis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan GLIO

Penyakit oleh virus.
- Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan.

Busuk umbi oleh bakteri.
- Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering.
- Busuk umbi/ leher batang oleh jamur.
- Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).
- Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.

2. Pengelolaan Tanaman
- Penyiangan kedua dilakukan pada umur
30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak.

- Penyemprotan POC NASA dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari ke 35 penyemprotan ditambah HORMONIK dengan dosis 1-2 tutup/ tangki (dicampurkan dengan NASA).
- Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari.
*                  CARA PENANGGULANGANNYA